Artikel

Etika Kerja

Etika kerja merujuk pada seperangkat nilai, prinsip, dan norma-norma yang mengatur perilaku dan tindakan seseorang di tempat kerja. Etika kerja membentuk dasar moral bagi individu untuk berinteraksi dengan sesama rekan kerja, atasan, bawahan, pelanggan, dan pihak terkait lainnya dalam lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa prinsip etika kerja yang penting: Integritas: Menjaga kejujuran, konsistensi, dan kepercayaan dalam segala tindakan dan keputusan yang diambil di tempat kerja. Kedisiplinan: Menunjukkan keteraturan, ketepatan waktu, dan komitmen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Bertanggung Jawab: Mengakui dan menerima tanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil, serta siap untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan tersebut. Kerja Sama: Berkontribusi secara positif dalam tim kerja, menghargai perbedaan, dan bekerja sama dengan rekan kerja untuk mencapai tujuan bersama. Penghargaan: Menghormati hak dan martabat orang lain, termasuk menghindari diskriminasi, pelecehan, atau perlakuan yang tidak adil terhadap sesama rekan kerja. Profesionalisme: Menunjukkan sikap yang sopan, ramah, dan menghargai dalam berkomunikasi dan berinteraksi di lingkungan kerja, serta mematuhi standar perilaku yang ditetapkan. Inovasi: Mendorong ide-ide baru, kreativitas, dan perbaikan yang konstruktif dalam menjalankan tugas dan memecahkan masalah di tempat kerja. Keamanan dan Kesehatan: Menjaga lingkungan kerja yang aman, sehat, dan berkelanjutan, serta mematuhi aturan dan prosedur keselamatan yang telah ditetapkan. Pengembangan Diri: Berkomitmen untuk terus belajar, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan kinerja secara profesional. Praktik etika kerja yang baik tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif, tetapi juga membantu membangun reputasi positif bagi individu dan organisasi. Etika kerja yang kuat juga menjadi landasan untuk membangun hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti pelanggan, investor, dan masyarakat secara luas.

Etika Kerja Read More »

Dorongan Manusia Dalam Al Quran

Dalam Al-Quran, terdapat banyak ayat yang memberikan dorongan dan motivasi kepada manusia untuk berbuat baik, meningkatkan kualitas diri, dan mencapai kesempurnaan dalam berbagai aspek kehidupan. Dorongan-dorongan ini dapat ditemukan di berbagai surah dan ayat dalam Al-Quran. Berikut beberapa contoh dorongan manusia dalam Al-Quran: Menjaga Kebajikan dan Keadilan: “Dan berbicaralah kepada manusia dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah [2]: 83) “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.” (QS. An-Nisa [4]: 135) Mencintai Sesama Manusia: “Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum [30]: 21) Menuntut Ilmu: “Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan!” (QS. Ta Ha [20]: 114) Berbuat Baik dan Dermawan: “Dan belanjakanlah dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada syafaat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 254) Menjaga Amanah dan Janji: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan (perintah) Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (QS. Al-Anfal [8]: 24) Menjaga Lingkungan dan Bumi: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harap (akan dikabulkan); sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf [7]: 56) Bertawakal dan Bersabar: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran [3]: 103) “Dan janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran [3]: 139) Dorongan-dorongan ini merupakan bagian dari ajaran Islam yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan, keadilan, kasih sayang, ketekunan, dan kesabaran. Al-Quran memberikan panduan yang jelas bagi manusia untuk hidup dengan penuh kesadaran, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Dorongan Manusia Dalam Al Quran Read More »

Amalan di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Membaca Al Qur’an Ada seorang ulama di kalangan tabi’in yang bernama Qatadah bin Da’amah yang meninggal tahun 60 atau 61 Hijriyah dan salah seorang murid dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Beliau ini sampai dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hambal sebagai ulama pakar tafsir dan paham akan perselisihan ulama dalam masalah tafsir. Sampai-sampai Sufyan Ats-Tsaury mengatakan bahwa tidak ada di muka bumi ini yang semisal Qatadah. Salam bin Abu Muthi’ pernah mengatakan tentang semangat Qatadah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, كَانَ قَتَادَة يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي سَبْعٍ، وَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ خَتَمَ فِي كُلِّ ثَلاَثٍ، فَإِذَا جَاءَ العَشْرُ خَتَمَ كُلَّ لَيْلَةٍ “Qatadah biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun jika datang bulan Ramadhan ia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Ketika datang sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan setiap malamnya.” (Siyar A’lam An-Nubala’, 5: 276) Muhammad bin Idri Asy-Syafi’i yang kita kenal dengan Imam Syafi’i yang terkenal sebagai salah satu ulama madzhab sebagaimana disebutkan oleh muridnya Ar-Rabi’ bin Sulaiman, كَانَ الشَّافِعِيُّ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سِتِّيْنَ خَتْمَةً “Imam Syafi’i biasa mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.” Ditambahkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa khataman tersebut dilakukan dalam shalat. (Siyar A’lam An-Nubala’, 10: 36). Bayangkan, Imam Syafi’i berarti mengkhatamkan Al-Qur’an sehari dua kali. Subhanallah … Qiyamul lail Membangunkan keluarga merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga untuk hari-hari lainnya. Karena keutamaannya disebutkan dalam hadits yang lain, رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ “Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari melakukan shalat mala, lalu ia membangungkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada wajahnya.” (HR. Abu Daud no. 1308 dan An Nasai no. 1148. Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir). Berdoa dan Berdzikir Kita mengamalkan do’a yang pernah diajarkan oleh Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam jikalau kita bertemu dengan malam Lailatul Qadar yaitu do’a: “ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU’ANNI” (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–). Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan do’a ini pada ‘Aisyah, istri tercinta beliau. Melakukan I’tikaf I’tikaf maksudnya adalah berdiam di masjid beberapa waktu agar lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah Dari Aisyah Radhiyallahu’anha, Beliau berkata: Dahulu Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wa Sallam lebih bersungguh-sungguh(ibadah) di sepuluh hari terakhir dibandingkan hari-hari lainnya. (HR. Muslim) Dari Hadis diatas muncul kalimat Lebih bersungguh-sungguh menandakan ada keistimewaan 10 hari terakhir dengan hari sebelumnya, pertanyaan muncul apa sebenarnya keistimewaannya tentu  jawabannya ada dalam surat Al Qadr ayat 3 :  Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan tanpa malam qadar di dalamnya. Ibadah pada malam itu mempunyai nilai yang sangat tinggi di mata Allah, lebih tinggi daripada ibadah selama seribu bulan. (Al-Qadr ayat 3) Dalam hadits disebutkan, عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari, no. 2026 dan Muslim, no. 1172). Dikatakan oleh istri tercinta beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024 dan Muslim, no. 1174).

Amalan di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan Read More »

Seri Ramadhan

Seri Ramadhan Bulan Romadhon menjadi momen terbaik bagi kita untuk menginternalisasikan sifat dan karakter seorang muslim yang mulia. Menghadirkan etika, adab dan akhlak yang mulia. Semua sarana media romadhon sama, Semua yang dapat kita lakukan salah satunya adalah berlatih  untuk kita berkata kata yang baik, bukan berkata kata yang kotor. Berlatih untuk kita berkata kata yang jujur, bukan berkata kata yang dusta. Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda  Maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah dia berkata kata yang kotor, janganlah dia berteriak teriak, jangan pula dia bodoh. Jika ada orang yang mencelanya atau menyakitinya, maka hendaklah berkata padanya Sungguh saya sedang berpuasa.  Juga sabda Nabi sallallahu alaihi wasallam. Siapa orang yang tidak meninggalkan ucapan yang dusta dan melakukannya? Maka Allah nggak butuh tentang apa yang dia lakukan dari meninggalkan makanan dan minumannya di bulan Ramadhan  Jadi sobat semua, salah satu cara yang dapat kita lakukan secara efektip di bulan Romadhon ini untuk menghadirkan itu semua adalah berlatih menjaga lisan untuk memiliki integritas dengan berkata yang jujur dan berperilaku yang jujur. Yuk selama kurang lebih 29 atau 30 hari ini kita berlatih untuk mengucapkan kata kata yang baik dan perilaku yang jujur.  Selamat bermujahadah! Terima kasih Allah

Seri Ramadhan Read More »

Fenomena LGBTQ

Laki-laki menyerupai wanita-wanita menyerupai laki-laki yang kemudian juga berujung laki-laki suka dengan laki-laki wanita suka dengan wanita naudzubillah Suman nauzubillah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat tahu nggak siapa makhluk yang mendapatkanlah anak Allah dan apa dampaknya kalau mendapatkanlah anak dari Allah tentu kita tahu ada satu sosok makhluk yang telah Allah lah anak karena pembangkangan terhadap perintahnya dan Allah masukkan ke dalam nerakanya nanti ketika Yaumul Qiyamah dialah iblis namun sahabat semua selain makhluk Allah yang namanya iblis yang dianut oleh Allah ada juga di antara hamba-hambanya yang mendapatkan laknatnya tau gak sahabat siapa dia Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda Rasulullah SAW laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki Di dalam hadis yang lain sahabat semua Rasulullah menyebutkan bahwa sesungguhnya Rasul melaknat siapapun juga laki-laki yang mereka mengenakan pakaian-pakaian wanita atau wanita Ia memakai pakaian laki-laki orang pada masa sekarang mungkin bisa menyebutkan atau mengkatagorikan dengan orang disorientasi seksual atau orang yang punya problem dalam wilayah gender dalam wilayah seksual dimana seorang laki-laki cenderung seperti wanita-wanitaan wanita cenderung seperti seorang laki-laki. Allah Subhanahu Wa Ta’ala jelas menciptakan kita dalam bentuk yang sempurna kami menciptakan manusia dalam keadaan yang sempurna Ai yaitu yang sempurna Allah menciptakan kita berpasang-pa sahabat semua menjadi Fitrah sesungguhnya bagi kita bahwa seorang laki-laki dan seorang wanita itu dua hal yang berbeda dan mereka saling menyukai hanya ada dua gender yang allah hadirkan yang Allah ciptakan tidak lebih dari dua Allah berikan Fitrah seksual antara laki-laki dengan wanita antara wanita dengan laki-laki bukan laki-laki dengan laki-laki atau wanita dengan wanita allah hadirkan kesempurnaan ini bagi hambanya akan tetapi tentu ujian cobaan mesti datang ke hadapan mereka setan memberikan was was was-was setan menggoda mereka untuk melakukan hal-hal yang tercela.  Hal-hal yang sebagaimana dilakukan oleh bangsa sadum laki suka dengan laki-laki wanita suka dengan wanita tentu ini harus kita pahami dengan baik bahwa anak-anak kita keluarga kita haruslah kita lindungi agar mereka tidak termasuk ke dalam hadis yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hadits yang berisi di dalamnya tentang orang-orang yang memiliki problem dan masalah dalam disorientasi seksual laki-laki menyerupai wanita-wanita menyerupai laki-laki yang kemudian juga berujung laki-laki suka dengan laki-laki wanita suka dengan wanita naudzubillah orang itu sahabat semua.  Yuk kita semua sebagai seorang ayah kita semua sebagai seorang kakak harus menjaga anak-anak kita menjaga adik-adik kita agar Fitrah seksual mereka berada dalam koridornya agar Fitrah seksual mereka tetap berada sesuai dengan garis yang telah Allah ciptakan apa dan bagaimana caranya sahabat semua agar kita mampu menjaga Fitrah mereka tetap berada dalam koridornya simak ada konten kita yang akan datang terima kasih assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh .

Fenomena LGBTQ Read More »

Formulir Pendaftaran Sertifikasi

[wpforms id="8513"]